Sejarah Angklung: dari Tradisi hingga Warisan Dunia

Sejarah Angklung: dari Tradisi hingga Warisan Dunia

Angklung, alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu, memiliki perjalanan panjang dalam sejarah budaya Nusantara. Dari masa kerajaan hingga pengakuan UNESCO, angklung tidak hanya menjadi simbol kearifan lokal tetapi juga warisan dunia yang membanggakan.

Angklung di Masa Kerajaan

Jejak angklung dapat ditemukan sejak zaman Kerajaan Sunda pada abad ke-12. Alat musik ini awalnya digunakan dalam ritual pertanian sebagai persembahan kepada Dewi Sri, dewi kesuburan dan kemakmuran. Masyarakat percaya bahwa bunyi angklung dapat membawa keberkahan dan panen yang melimpah.

Di era Kerajaan Pajajaran, angklung juga berperan dalam membangkitkan semangat juang rakyat. Suaranya yang khas digunakan untuk menyatukan pasukan dan membakar semangat perlawanan terhadap penjajah.

Perkembangan Angklung di Era Modern

Memasuki abad ke-20, angklung mengalami perkembangan pesat berkat inovasi Daeng Soetigna pada tahun 1938. Ia mengembangkan angklung diatonis, yang memungkinkan alat musik ini dimainkan dalam berbagai genre musik, dari tradisional hingga modern. Inovasi ini membuat angklung semakin dikenal di kancah internasional.

Angklung mulai diperkenalkan ke dunia melalui berbagai festival budaya, pertunjukan seni, dan diplomasi kebudayaan. Salah satu momen bersejarah adalah ketika lebih dari 5.000 orang memainkan angklung bersama di Washington, D.C., pada tahun 2011, mencatatkan rekor dunia.

Pengakuan UNESCO sebagai Warisan Dunia

Pada 18 November 2010, angklung resmi diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda. Pengakuan ini menegaskan pentingnya angklung dalam memperkaya kebudayaan dunia. UNESCO menilai angklung bukan hanya alat musik, tetapi juga simbol gotong royong dan keharmonisan dalam masyarakat, karena untuk menghasilkan melodi yang indah, setiap pemain harus bekerja sama.

Belajar Angklung Bersama Pesona Cahaya Manikam

Bagi Anda yang tertarik untuk belajar angklung, Pesona Cahaya Manikam membuka kelas belajar angklung setiap hari Selasa, pukul 13.00 – 15.00 WIB. Dengan biaya Rp50.000 per sesi, Anda bisa merasakan pengalaman langsung memainkan angklung dan memahami filosofi di balik alat musik khas Sunda ini.

Jangan lewatkan kesempatan untuk mengenal lebih dalam warisan budaya Indonesia yang mendunia! Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut, hubungi Pesona Cahaya Manikam sekarang juga.

Dengan kelas angklung ini, kita dapat menjaga dan melestarikan seni budaya bangsa. Mari ikut serta dalam melanjutkan perjalanan angklung dari tradisi hingga warisan dunia!